MEDAN-Ada sebuah kutipan bapak pendiri bangsa, Bung Karno yang paling terkenal “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Kutipan diatas adalah sinyal yang kuat bagi bangsa ini bagaimana kekuatan pemuda adalah segala-galanya dalam menentukan arah bangsa ini kedepan.
Berangkat dari itu, saat ini Indonesia memasuki pesta demokrasi lima tahunan. Tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pun telah bergulir. Kini, partai politik telah memanaskan mesin partainya untuk meraup dukungan. Dukungan dari semua segmen pemilih. Diantaranya itu, dukungan pemilih pemula termasuk yang jadi sasaran untuk diraup.
Ada beberapa faktor yang menjadikan pemilih pemula menjadi penting bagi peserta pemilu. Pertama, kelompok pemilih ini adalah kelompok pemilih yang melek teknologi, atau dengan kata lain, generasi gadget.
Dengan label sebagai generasi gadget, pemilih pemula, atau generasi Z ini sangat eskpresif terutama di media sosial. Satu orang hampir dipastikan setidaknya memiliki satu akun platform media sosial. Kebanyakan mereka punya lebih dari satu. Instagram, Twitter, Facebook, bukanlah hal asing.
Wujud nyata upaya peserta pemilu meraih dukungan mereka adalah masifnya kampanye politik di media sosial yang tujuannya meraih simpati mereka.
Acap kali para pemilih pemula ini menjadi target untuk diraih simpatinya karena dianggap belum memiliki pengalaman memilih pada pemilu sebelumnya, jadi masih berada pada sikap dan pilhan politik yang belum jelas. Namun di sisi lain, kelompok pemilih ini nyatanya dibanjiri arus informasi yang masif dari gadgetnya.
Karena itu pemilih pemula yang dikelompokkan dalam pemilih muda ini adalah kekuatan besar dalam kontestasi menentukan siapa calon pemimpin di negeri ini.
Berdasarkan data yang disampaikan anggota KPU RI August Mellaz kepada sejumlah media Februari 2023 kemarin, data pemilih muda yang didalamnya juga telah turut pemilih pemula mencapai 107 juta orang atau 53-55 persen dari total jumlah pemilih. Sedangkan khusus pada pemilih pemula berkisar 20 persen dari jumlah pemilih.
Untuk itu, perlu dorongan dari para pemangku kepentingan, khususnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk konsisten terus mensosialisasikan pentingnya peran pemilih pemula pada Pemilu 2024 mendatang sehingga bersungguh-sungguh menggunakan hak pilihnya.
Tak hanya anak muda yang saat ini berusia 16 tahun yang diprediksi pada tahun 2024 mendatang bakal berusia 17 tahun, para pensiunan TNI/Polri pun masuk ke dalam kategori pemilih pemula.
Perlu diketahui, yang dimaksud dengan pemilih berdasarkan UU No. 7 Tahun 2017 adalah setiap warga negara Indonesia yang genap berusia 17 tahun, tidak sedang terganggu jiwa atau ingatannya dan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Syarat lainnya haruslah berdomisili di wilayah administratif pemilih yang dibuktikan dengan KTP elektronik dan tidak sedang menjadi anggota TNI atau Polri.
Untuk memastikan nama seseorang masuk dalam daftar pemilih, KPU melakukan beberapa tahapan sehingga nama seseorang itu berhak menggunakan hak pilihnya pada saat pemungutan suara.
Berdasarkan data yang dikutip dari Berita Acara KPU Sumatera Utara tentang Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara (DPS) Tingkat Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu 2024, tercatat dari total 11.002.267 orang yang memenuhi syarat sebagai pemilih, ada sebanyak 3.342.705 dikategorikan sebagai pemilih baru.
Sedangkan khusus wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, dari 227.995 sebagai pemilih aktif, tercatat 46.016 dikategorikan sebagai pemilih baru di 15 kecamatan, 252 desa/kelurahan dengan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) 1.035.
Terlepas dari itu semua, pemilih pemula adalah magnet tersendiri bagi para partai politik untuk mengajak memilih para calon dari partai politik mereka masing-masing.
Segala cara dan upaya dilakukan partai politik demi membuat para pemilih pemula tersimpatik kepada dinamika dalam berdemokrasi. Penulis berkeyakinan dengan adanya pendidikan politik yang disampaikan partai politik kepada para pemilih pemula, secara otomatis partisipasi pemilih pada perhelatan pemilu 2024 mendatang bakal meningkat pesat dari pemilu 2019 kemarin.
Namun diharapkan juga bagi pemilih pemula untuk bijak dan cerdas menentukan siapa calon yang bakal dipilihnya. Karena ini menyangkut dengan arah masa depan bangsa ini.
Pemilih pemula yang tertarik politik berarti mereka sadar akan hak dan kewajiban sehingga dapat ikut serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam setiap proses pembangunan.
Begitu juga halnya dalam menentukan pilihan, pemilih pemula harus telusuri track record para kandidat. Pelajari visi, misi dan program yang diusung, filter berita hoax terkait pemilu, dan terakhir, para pemilih pemula harus menyadari pentingnya menggunakan hak pilih dapat menentukan masa depan bangsa Indonesia.
Itulah sebabnya mengapa pendiri bangsa Ir Soekarno sangat meyakini kekuatan pemuda dapat mengguncang dunia apabila para generasi muda tersebut dapat benar-benar perduli terhadap pemilu 2024 mendatang. (*)
Penulis : Rido Adeward Sitompul Wartawan SKH Sinar Indonesia Baru