Proses belajar tatap muka di SMA Negeri 1 Medan. (foto: raja h/24jam.net |
METRO24JAM, MEDAN – Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Medan dimulai hari, Rabu (13/1).
Tampak para siswa mulai tiba di SMAN 1 Medan yang beralamatkan di Jalan Cik Diktiro pada jam 07.30 WIB. Terlihat mereka menggunakan seragam sekolah dan mengenakan alat protokol kesehatan (Prokes).
Di awal PTMT ini, pihak sekolah pun telah menyiapkan fasilitas Prokes sebelum masuk ke ruangan kelas. Di gerbang pintu sekolah telah disiapkan tempat cuci tangan dan hand sanitizer serta alat pengecek suhu badan.
Salah seorang siswi, Jeswani, mengatakan sangat senang mengikuti pelaksanaan PTMT perdana ini. Dia mengaku bahagia karena bisa melaksanakan belajar di sekolah kembali.
“Senang sekali cuma karena kita kelasnya gak di gabung jadi sedikit kurang seru. Tapi mau gimana lagi namanya masih pandemi,” katanya.
Meski begitu, siswi kelas 11 MIPA ini menerangkan, bahwa pelaksanaan PTMT dengan sistem pembagian kelas sangat membuat tenaga guru menjadi terporsir dua kali.
Sebab, sistem di sekolah SMA Negeri 1, lanjutnya, semisal hari ini kelas 11 maka seluruh kelas 11 hadir dan kami dibagi per kelas 18 orang dan otomatis guru setelah mengajar di satu kelas dan akan mengajar lagi dikelas lain dengan materi yang sama.
Senada itu, Zazkia Aufi menerangkan, dirinya sangat menunggu pelaksanaan PTM ini. Dia mengaku sangat senang karena bisa kembali belajar dalam kelas.
“Senang karena ini yang saya tunggu-tunggu bisa belajar di kelas karena kalau belajar daring itu tingkat kesulitannya lebih tinggi,” sebutnya.
Namun, Zazkia mengaku iba terhadap guru-guru mereka yang harus melakukan pengulangan materi yang sama dikelas lainnnya.
“Cuman kasian guru kami sebab dia harus berulang ulang menjelaskan materi pembelajaran yang sama ke kelas lain karena yang masuk satu tingkatan kelas,” pungkasnya.
Dengan demikian, mereka berharap agar pelaksanaan PTMT berjalan selamanya agar tidak ada pembelajaran daring lagi di rumah.
“Berharap daring ini ditiadakan dan kami bisa belajar di sekolah tanpa ada pembagian lainnya seperti saat ini,” pungkas mereka. (aja)