Satuhati.co | Medan- Niat Susana alias Susan alias Ana (39) menjenguk anak semata wayangnya berujung petaka. Sebab, wanita malang ini justru dianiaya madunya (istri kedua suaminya), ST (31).
Tak terima dilarang bertemu dengan anaknya dan dianiaya, Susan lantas memilih melaporkan ST ke Polsek Patumbak.
Kepada wartawan, Susan yang menetap di Gang Rasmi, Desa Bangun Sari, Tanjungmorawa, Deliserdang, ini cerita, penganiayaan yang dialaminya terjadi, Rabu (24/6/2020) siang di rumah suaminya, Khairul alias Io (40) di kawasan Jalan STM, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas.
Ceritanya siang itu Susan ingin bertemu dengan anak semata wayangnya karena rindu. Sebab, sejak suaminya menikah lagi dengan ST, anak semata wayangnya yang kini berusia 12 tahun dibawa oleh suaminya.
Tapi begitu tiba di rumah suaminya, ia justru mendapat perlakuan kasar dari istri muda suaminya (ST). Susan ditarik kebelakang rumah lalu dianiaya, bahkan diinjak-injak hingga babak belur.
“Aku dikeroyok dan pukuli orang itu ST dan anaknya,” sebut Susan, sambil merinti kesakitan memegangi wajahnya yang lembam-lembam.
Dengan raut sedih dan tampak kesakitan, Suasana menceritakan peristiwa itu berawal saat Susan mendatangi rumah suaminya di kawasan Jalan STM, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas mau melihat putranya, anak dari hasil pernikahan dengan suaminya Khairul alias Iyo.
“Aku rindu sama anakku, karena sudah lama tak ku tengok,” terang Susan.
Menurut Susan kalau dirinya sudah sebulan lebih tak bertemu anaknya sehingga dirinya memberanikan diri datang rumah suaminya yang ditinggali bersama istri barunya.
“Aku jumpa sama wanita istri muda suamiku,” katanya.
Ternyata kedatangan dirinya sudah disambut ST dan langsung membawanya ke belakang.
“Ngak ada ngomong apa-apa, aku ditariknya di bawah ke belakang rumahnya lalu dipukulinya,” terang Susan lagi.
Padahal kata Susan, kalau dirinya belum sempat menceritakan maksud kedatangannya, tapi ST seperti tidak senang kalau Susan melihat anaknya. Susana pun dihajar hingga dia tersungkur. Menurut Susana, ST tak sendirian namun dibantu oleh anak ST.
“Dipukuli dari muka, belakang, sampai aku tersungkur dan telentang disitu, leher, kepala, tubuh dan punggungnya, diinjak-injak, kayak menghajar perampok aku dipukuli,” kata Susan.
Menurut Susan, kalau selama ini hubungan dengan suaminya tak lagi harmonis sejak 12 tahun lalu. Jangankan memberikan uang belanja, menanyakan kabar pun tak pernah.
“Padahal aku sudah minta cerai, gak mau dia (suaminya) uang belanja ngak pernah dikasih jadi aku teesiksa jahir dan batin,” kata Susan.
Padahal katanya kalau dari pernikahan dengan suaminya Khairul alias Iyo anaknya sudah duduk di bangku SMP.
Dijelaskannya, rumah tangganya retak dengan suaminya awal pertama kali terjadi saat Susan hamil dan melahirkan anak pertamanya, dan Susan sudah mendapat kabar suaminya selingkuh dengan ST.
Bahkan kenang Susan, biaya melahirkan secara caesar (operasi), suaminya lepas tangan. Mertua yang bayar biaya di rumah sakit. Makanya anak semata wayangnya direlakan tinggal dan diasuh oleh mertuanya. Sementara Susan kembali ke tempat orang tuanya di Gang Rasmi Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjungmorawa.
“Sejak hamil dan melahirkan suamiku sudah selingkuh dengan Siti, tak lama kemudian mereka menikah. Akupun kembali ke tempat orang tua. Karena keadaan ekonomiku tak memadai, aku relakan tinggal dan diasuh mertua. Jika rindu aku datang melihatnya,” ungkapnya. (*/ok)