Satuhati.co | Labura – Gegara tersangka ARM (29) perampas Senjata Api (senpi) dijemput Petugas dalam kondisi sehat, Dipulangkan sudah menjadi mayat.
Ratusan warga Gunting Saga, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Sumatera Utara, mengamuk dengan aksi memblokir dan membakar ban di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Sabtu (26/9/2020).
Saat memboyong jenazah ARM yang dibawa Polisi ke rumah duka, spontan membuat keluarga dan warga protes. Warga menolak jenazah di turunkan dari mobil ambulance.
Aksi itu memanas dengan ditandai warga Gunting Saga tidak menerima perlakuan petugas semena- mena yang mengakibatkan kematian ARM. Atas tindakan petugas itu telah memicu kemarahan dan spontanitas warga memblokir Jalinsum baik arah Medan maupun menuju Riau.
Ratusan massa yang memblokir Jalinsum Gunting Saga Saga itu dengan membakar ban di badan jalan, akibatnya terjadi kemacetan sepanjang 10 kilometer tak terhindarkan.
Aksi pemblokiran jalan mulai pukul 11:30 Wib, warga minta penjelasan dari aparat Kepolisian penyebab tewasnya ARM, karena tak digubria maka warga mengamuk berakhir dengan aksi pemblokiran jalan lebih dari sejam.
Pemblokiran jalan itu berangsur-angsur dibuka warga setelah kedatangan personil TNI dan Bupati Labura Khairuddin Syah Sitorus turun ke lokasi kejadian untuk menenangkan dan meminta warga Gunting Saga untuk tenang dan membuka pemblokiran akses jalan lintas Sumatera tersebut.
“Kami minta penjelasan dari aparat kepolisian penyebab tewasnya ARM, kalau salah silahkan dihukum sesuai dengan Undang-undang. Tadi malam almarhum saat dijemput petugas dalam keadaan baik-baik saja, bahkan menurut keluarga almarhum tidak ada riwayat penyakit dalam,” kata Zubaidah Simanjuntak warga Kelurahan Gunting Saga kepada wartawan di lokasi kejadian, Sabtu (26/9/2020).
Menurut Zubaidah, polisi datang ke rumah keluarga ARM pagi tadi dengan memberikan kabar bahwa ARM telah meninggal dan jenazahnya berada di Klinik Aek Loba, Kabupaten Asahan.
Padahal saat diboyong petugas ARM melalui video yang diperlihatkan polisi pada keluarga masih keadaan sehat. Inilah penyebab keluarga dan warga marah.
Kalau pun ada tindakan ARM merampas senjata polisi dan menyebabkan tertembaknya polisi bisa diproses sesuai hukum. Bukan Dijemput Sehat, Dipulangkan sudah tak bernyawa.
“Terakhir dapat kabar ARM meninggal tanpa alasan, saat jenazahnya sampai di rumah duka kami tolak dan minta dilakukan otopsi,” katanya.
Sekarang kami warga Gunting Saga meminta keadilan, karena menurut video yang beredar memang almarhum mengaku merampas senjata polisi tapi tidak melakukan penembakan.
“Almarhum ditangkap di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara setelah koordinasi antara keluarga almarhum dengan pihak kepolisian,” ungkap Zubaidah.
Polisi berjanji pada keluarga jika memberitahu keberadaan ARM tidak akan dilakukan kekerasan fisik. “Bahkan kelurga ARM sempat dimintai keterangannya ke Polsek Kualuh Hulu soal keberadaan ARM di Siborong-borong,” tambahnya.
Kapolsek Kualuh Hulu saat dihubungi via seluler belum menjawab, bahkan Kapolres Labuhan Batu AKBP Deni Kurniawan terlihat berada di Mapolsek Kualuh Hulu.
Bupati Labura Khairuddin Syah Sitorus menghimbau warga agar tetap tenang. “Tenang, jaga kekondusifan dan jangan anarkis agar pengguna jalan dapat menggunakan kembali jalan ini,” pinta Bupati.
Tragedi ini bermula, adanya laporan aksi punggutan liar (Pungli) yang dilakukan ARM dan AW pada supir truk di Jalan Lintas Sumatera di Desa Mambang Muda, Rabu (23/9/2020) malam.
Mendapat laporan itu, pihak Polsek Kualuh Hulu menurunkan dua petugas Reskrim Aipda TA Sinaga dan Bripka Rajiensyah Siregar untuk melakukan penertiban ke lokasi terjadi pungli.
Tiba di TKP, Polisi meringkus ARM dan AW, namun kedua tersangka melawan dan merampas senpi Aipda TA Sinaga berjenis revolver dan adu fisik pun tak terelakan antara Aipda TA Sinaga dan kedua pelaku.
Melihat temannya dikeroyok, Bripka Rajiensyah Siregar berusaha membantu temannya, naas letusan senjata justru mengenai perutnya.
Atas kejadian itu, tersangka ARM dan AW melarikan diri dengan membawa Senpi milik Aipda TA Sinaga.
Untuk menyelamatkan nyawa Bripka Rajiensyah Siregar, Aipda TA Sinaga segera memboyong rekannya yang luka ke RSUD Aek Kanopan dan di rujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan. (Edi/*)