, DELISERDANG – Niatnya mau buat laporan (LP) ke kantor polisi gara-gara becak bermotor (betor)-nya dilarikan orang, pria ini malah ditangkap massa dan diserahkan ke kantor polisi gara-gara merampok.
Ini adalah kisah penarik betor Agus Situmorang (38), warga di Gang Selamat, Kelurahan Cemara, Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, Kamis sore (27/8), jam 15.00 WIB. Awalnya, dia berniat ke Polsek Lubukpakam, mau melaporkan betornya yang dilarikan orang. Dia lantas naik angkutan kota (angkot) dari depan Sekolah Trisakti. Sesampainya di Polsek Lubukpaka, laporannya ditolak. Alasan polisi, surat-surat kepemilikan betornya belum lengkap. Dia disarankan untuk kembali lagi setelah surat-surat kepemilikan betor lengkap.
Dengan wajah lusuh, Agus Situmorang memilih pulang. Dia menumpang Angkot Netis jurusan Lubukpakam-Galang. Sampai di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Lubukpakam, tepatnya di halte bus depan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIS) Deliserdang, Tiara bersama temannya, Dinda (17), warga Desa Jaharun, Kecamatan Galang, menghentikan Angkot Netis, yang di dalamnya ada Agus Situmorang.
Namun, saat Tiara dan Dinda hendak naik ke dalam angkot, tiba-tiba niat jahat Agus Situmorang muncul. Seketika dia pura-pura turun dan merampas tas milik Tiara. Selanjutnya, Agus Situmorang lompat dari dalam angkot, berusaha melarikan diri.
Sadar tasnya sudah berpindah tangan dan dia terjatuh, Tiara langsung menjerit sekencang-kencangnya. “Rampok, rampok!” teriak Tiara.
Agus sambil berlari, membuka tas Tiara dan mengambil hapenya. Namun apes bagi Agus Situmorang, warga dan pengguna jalan yang mendengar teriakan korban, langsung mengejar dan menangkapnya. Selanjutnya, warga menyerahkannya ke Polresta Deliserdang.
“Kami baru dari Masjid Pemkab Deliserdang, terus nunggu angkot mau pulang ke Galang. Pas kami mau naik angkot, dia ramponya tas saya. Saya jatuh, warga yang menangkap pelaku,” tutur Tiara kepada wartawan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPK) Polresta Deliserdang.
Agus yang ditanya wartawan, mengakui perbuatannya. Itupun, aku Agus, niat jahatnya muncul seketika. “Aku tadi naik angkot dari depan Sekolah Trisakti, mau ke Polsek Pakam. Mau buat laporan becakku dilarikan orang. Tapi kata polisi, harus lengkapi surat-suratnya dulu, dan belum 2 X 24 jam. Jadi, tiba-tiba saja tadi. Pas adik itu pegang hape dimasukkan ke dalam tasnya, waktu mau naik angkot,” akunya. (gb12/24j)