METRO24JAM, KARO – Badan Penelitian dan Pengembangan (Batlibang) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Selasa (5/10/21), mengumumkan pemenang lomba inovasi perangkat daerah Provinsi Sumut.
Pengumuman pemenang lomba inovasi perangkat daerah Provinsi Sumut yang disampaikan Balitbang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Kepala Balitbang Nomor: 0954/6534/l/BPP/2021, yang ditandatanggani langsung oleh Harianto Butarbutar SE, Msi, Dinas Pertanian Karo meraih juara dalam budidaya kentang bertingkat.
Hal tersebut disampaikan oleh kepala Dinas (Kadis)Pertanian Kabupaten Karo Ir Metehsa Purba saat meninjau lokasi percontohan budidaya kentang yang berada di Desa Kutagerat Kecamatan Munte, Kamis (7/10/21).
Ir Metehsa Purba mengatakan, bercocok tanam sangat la muda dilakukan oleh masyarakat Karo. Hal itu dilakukan oleh petani Karo dalam melaksanakan budidaya kentang bertingkat. Hal itu dilakukan karena komuditi kentang termasuk tanaman berkeping dua. Dimana kentang merupakan yang mempunyai kemampuan berkembang biak secara vegatif melalui umbi (buah).
“Kentang akan tumbuh subur pada daerah beriklim dingin, suhu udara yang tinggi menyebabkan tanaman tidak dapat membentuk umbi. Syarat tumbuh dalam menanam harus di dataran tinggi 1.000-3.000 m DPL serta lama penyiraman setiap harinya 9 sampai 10 jam.
Adapun suhu optimal 18-22 CC, dengan memiliku curah hujan 1.000-1.500 mm/tahun, ” jelas Ir Mathesa Purba yang didampingi Kepala Satgas Kantor Pos Cabang Kabanjahe, Tangkas Ferdinand Ginting dan Jujuren Sembiring.
Mathesa juga menambahkan, pengolahan lahan dilakukan 2 sampai 3 kali dengan kedalaman 30 atau 40 cm hingga tanah menjadi gembur. Begitu juga pemupukan. Dalam 1000 batang hanya diperlukan 500 kg pupuk an organik, SS (amaphos) 10 kg, paten kali butir, 14 kg dan NPK 16,16,16,19 kg.
Setelah itu, persiapan benih penanaman berjenis stek mini dengan tinggi tanaman berkisar 10 cm dengan jumlah daun 6 helai.
“Jarak tanam dalam setiap baris 30 cm serta barisan dalam bedengan 30 cm serta benih ditanam dengan tegak lurus. Benih yang dibutuhkan untuk 1 ha lahan sekitar 43.500 batang,” jelas Ir Mathesa Purba.
Ia juga mengatakan, selama ini bibit kentang berasal dari kota Leman Jawa Barat dengan harga Rp 1500, per biji. Kalau progam ini kita laksanakan di lahan 1 ha, kita bisa menghasilkan 35 ton kentang B.
“Bibit yang ditanam di lahan seluas 1 ha dengan jumlah batang 43. 500, setiap batangnya akan menghasilkan kentang seberat 8 ons. Jadi kita dapat kembali menyimpulkan, berapa keuntungan yang diperoleh petani apabila mereka panen,” jelas Ir Mathesa Purba.
Ir Mathesa juga menjelaskan, apa yang dimaksud dengan budidaya kentang bertingkat.Ia mengatakan kalau budidaya kentang bertingkat merupakan tanaman yang dipasang mulsa. “Bibit yang ditanam setelah besar sudah pasti ada buah dibawah mulsa, tehnik yang kita unggulkkan, agar diatas mulsa juga ada buah,” jelas Ir Mathesa yang diamini Ginting dan Sembiring saat mencoba progam baru yang dikembangkan Dinas Pertanian Karo. (kd)