Sanggar Karya Bunda binaan Disnaker Perindag Kota Binjai. (foto: lihin) |
Catatan: Solihin, wartawan metro24jam.top, Binjai
BINJAI, metro24jam.top – Beratapkan langit dan beralaskan tanah, sejumlah perempuan –ada yang masih belia– duduk di lahan kosong Gang Jambu, Jalan T Umar, Kelurahan Nangka, Kecamatan Binjai Utara, Kodya Binjai, Sumatera Uatara. Mereka adalah penenun tradisional uis karo tergabung dalam Sanggar Karya Bunda.
Sanggar Karya Bunda bentukan Ade Fitri, baru berusia satu bulan. Belum punya tempat permanen. Lokasi yang kini mereka tempat adalah halaman rumah milik seorang penenun. Beberapa batang pohon coklat yang tumbuh di halaman menjadi pelindung bagi mereka dari teriknya sengatan mata hari.
“Alhamdulillah… Ini sebagai bukti bahwa kami ada di Kota Binjai. Walau tempatnya menurut kami tidak layak, namun dengan kemauan serta niat yang ikhlas untuk memberikan pelatihan bagi mereka yang mempunyai kemauan untuk belajar, InsyaAllah kami akan terus berjalan,” ujar Ade Fitri, saat ditemui di Sanggar Karya Bunda, Jumat (15/10/20/21) sore.
Di Sanggar Karya Bunda, 20 orang perempuan. Umumnya berusia muda. Mereka belajar menenun uis karo.
“Sanggar Karya Bunda merupakan bagian dari kelompok penenun uis tradisional binaan Dinas Tenaga Kerja Perdagangan dan Perindustrian (Disnaker Perindag) Kota Binjai,” lanjut Ade Fitri sembari berharap perhatian dari Pemko Binjai.
Kepada Disnaker Perindag Kota Binjai, Fitri mengucapkan terimakasih karena telah membimbing dan menjadikan mereka sebagai binaan.
Melihat kondisi lokasi Sanggar Karya Bunda, Kepala Seksi Logam Mesin Elektronika dan Alat Angkut (Kasi LMEA), Disnaker Perindag Kota Binjai, Wiwin Ismanto mengaku miris.
“Tidak ada penerangan, berada di lokasi yang boleh dibilang ladang, beratapkan langit dan beralaskan tanah, tapi mereka memiliki kemauan dan tekat untuk terus belajar,” ujar Wiwin Ismanto.
Usai melihat kondisi Sanggar Karya Bunda, ia mengatakan sangat layak untuk dibantu dan diperhatikan dan akan melaporkan kondisi Sanggar Karya Bunda kepada atasannya. “Mereka melestarikan tenunan tradisional uis karo,” urainya.
Niat serta tekat dan kemauan para penenun uis karo ini diapresiasi oleh Ketua Wanita Unggulan Binjai (WUBI) Kota Binjai, Rini Riswani.
“Kedatangan saya memang khusus untuk melihat mereka. Setelah saya lihat, Sanggar Karya Bunda memang layak untuk dibantu,” ujarnya sembari mengatakan akan memperkenalkan Sanggar Karya Bunda kepada rekan-rekannya.
“Saya harap Pemerintah Kota Binjai dapat memperhatikan mereka. Mereka ada dan nyata dan ini benar benar karya nyata. Saya bangga kepada mereka. Sebab ditengah modernisasi yang semuanya dikerjakan dengan tenaga mesin, mereka masih mempertahankan alat tenun tradisional,” bebernya.
Diakhir kunjungannya, Ketua WUBI Kota Binjai ini mengapresiasi Sanggar Karya Bunda. “Walau beratapkan langit dan beralaskan tanah, tidak mengurangi semangat mereka untuk terus berkreasi. Apresiasi buat mereka yang mau mengajari adik-adiknya menenun uis karo sebagai regenerasi,” imbuh Rini Riswani. ***