Deli Serdang | Satuhati.co – Dalam rangka mewujudkan ketahanan Pangan di masa Pandemi Virus Corona atau Covid-19, sesuai Tridarma Perguruan Tinggi, Universitas Medan Area (UMA) maka Tim program pengabdian masyarakat UMA berkomitmen memberdayakan masyarakat khususnya Peternak Ikan Lele.
Salah satu program yang dikenalkan “Program Diseminasi Technology”, melalui program itu Dosen Fakultas Teknik UMA Ir. Darianto. M.Sc dibantu kedua rekan dosen UMA berhasil menghasilkan pakan ikan yang berkualitas dan murah.
Hal ini diungkapkan Ketua Kelompok Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UMA, Ir H.Darianto MSc didampingi Abdul Karim SSi, MSi dan Ir Gustami Harahap MP, saat mengadakan acara Sosialisasi Program Diseminasi Teknologi Pemberdayaan Peternak Lele di Desa Kayu Sebatang, Desa Bandar Labuhan dan Desa Delitua Kab. Deliserdang, baru-baru ini.
Sudah menjadi rahasia umum, dimana kendala utama dari para peternak ikan baik lele, gurami, nila serta lainnya, tak lain adalah permasalahan harga pakan yang mahal.
Memang selama ini, Kelompok Peternak Lele selalu mengeluhkan harga pakan yang melambung tinggi. “Jangankan cerita untung, untuk balik modal aja sulit, ” sebut Lela Hasanah (33) peternak lele di Bandar Labuhan.
Melihat kondisi itu, selaku praktisi dan Dosen Universitas Medan Area (UMA) telah berhasil menjawab pemenuhan pakan terhadap peternak lele, yang diyakini bisa mempersingkat waktu panen, sebut Darianto.
Selaku Ketua Tim “Program Diseminasi Technology”, Ir. H. Darianto MSc bersama timnya Ir. Gustami Harahap MP dan Abdul Karim SSi, MSi, berhasil membuat mesin produksi pakan pelet yang didanai pihak Kementerian Ristekdikti.
“Program Diseminasi Technology” itu telah disetujui pihak Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi ( Ristekdikti ) untuk pemberdayaan peternak lele di tengah pandemi Covid-19,”ungkap Darianto.
Ir Darianto MSc, mengakui selama ini, para peternak ikan lele selalu disibukkan dengan harga pakan. Akhir- akhir ini, harga pakan naik menjadi 10.500 per kilo, itupun harus beli persak. Kalo eceran, pakan perkilonya bisa sampai Rp.12.500,-.
Nah untuk itu, selaku ahli teknik mesin, Ir Darianto MSc terpanggil untuk memanfaatkan ilmu dan keahlian ditambah dukungan kedua rekan dosen dari Fakultas Pertanian Ir. Gustami Harahap MP dan Fakultas Biologi Abdul Karim SSi, MSi telah berhasil menciptakan pakan berupa pelet yang siap digunakan para peternak binaan.
Menyinggung bahan utama, Ir Darianto mengungkap pihaknya dalam menjadikan pakan yang siap diaplikasi ke peternak lele terdiri dari tepung ikan, dedak, tepung jagung, tepung kedelai dan multi vitamin.
Setelah bahan itu tersedia maka seluruh bahan ditambahkan cairan enzim diaduk dengan mixer kemudian adonan pakan telah terbentuk menjadi pasta itu langsung dimasukan ke mesin pencetak hingga menjadi pelet, terang Darianto.
Dalam sejam saja, pihaknya bisa memproduksi sebanyak 150 kg pakan dan harganya jauh murah dari pakan yang dijual, kualitas pakan yang diproduksi tak kalah dengan kualitas pabrikan pakan ternama, terang Ir Darianto MSc.
Untuk sementara ini, pihaknya akan memproduksi pakan hanya kepada komunitas binaan LPPM UMA / binaan dirinya dan kalangan sendiri, ucapnya.
Saat ini, pihaknya berhasil membangun komunitas peternak lele sebanyak 100 KK yang di desa bandar Labuhan, desa Bangun Rejo, Desa Delitua dan Desa lainnya yang ada di Kab. Deli Serdang.
Sementara itu, Abdul Karim SSi, MSi menyebutkan hasil riset pakan yang dihasilkan dari mesin inovasi Tim yang diketuai Ir Darianto. Kandunga Protein didalam pelet itu 30-38%, asam amino, kadar lemak dan kadar abu. Jadi hasil dalam riset pakan ini, sangat cocok untuk pakan lele dan ikan nila.
“Semoga dengan adanya inovasi dan penerapan teknologi tepat guna dapat meningkatkan perekonomian kerakyatan yang mampu bersaing dan mandiri ditengah Pandemi wabah Covid-19, ” pungkasnya. (Edi Sukarno)